Tiada Kata Terlambat Motivasi Dari Abang Rektor ku

Tiada Kata Terlambat,  itu yang selalu abangku katakan ketika aku ngedrop,  atau down, rasa minder dan tidak percaya diri, Abangku yg mantan Rektor di Medan tiada henti menyemangati, Beruntung nya aku punya abang sepeti Ir Ramlan Tambunan Msc, Mantan Rektor Universitas Asahan dan ITM. 
2018 aku ketika aku memutuskan untuk meraih mimpiku yang tertunda. Dari aku SD aku bercita cita jadi guru, ketika SMA aku bercita cita jadi Guru yang bisa menulis. Itulah kenapa aku memilih SMA jurusan Bahasa ( A4) karena aku ingin bisa menulis. Di SMA aku kenal penulis dunia melalu mata pelajaran SASTRA, Aku tergila gila dengan Shakespeare yang karyanya banyak ditulis dalam Bahasa Perancis, aku juga suka Jules Verne dan banyak penulis dunia lainnya. Di SMA aku belajar banyak bahasa, selain Bahasa Indonesia, ada Bahasa Jepang, Bahasa Inggris yg jam nya lebih banyak dari jurusan lain, Bahasa Arab Melayu dan Bahasa Perancis. Aku jatuh cinta dengan Bahasa Perancis, karena Almh mamaku sangat lancar berbicara Bahasa Perancis, Aku kursus di Centre Cultural Francais juga. Lulus SMA Alhamdulillah aku diterima di IKIP Negeri Jakarta Jurusan B Perancis. Aku sering menulis di Majalah Liberte Majalah Bilingual Indonesia Perancis.


Bersamaan dengan aku masuk IKIP Perancis, aku diterima menjadi guru musik di Sekolah Musik YAMAHA, Grammy Musik dan Chics Music. Aku mengajar Piano, Electone Study Course dan Kursus Musik Anak ( KMA) . Waktu terus berjalan, dan seperti kata Hidup adalah pilihan, Aku berhenti mengajar , berumah tangga dan dikarunia satu putri dan dua putra. Tahun 2018 ketika anak ku sudah lulus kuliah dan sarjana, serta mereka sibuk semua, aku baru merasakan aku ini sendiri, Aku nggak punya teman. Ketika menghadiri reuni IKIP aku benar benar dibuat cemburu mereka bisa masuk organisasi guru. Aku berjuang kesana kemari untuk bisa menjadi guru di usia sudah 48 tahun. Ketika dua hari lagi usiaku 49 tahun aku diterima menjadi Guru Seni Budaya, Selama satu tahun aku mengajar, Aku begitu down menyadari bahwa aku nggak mungkin sukses menjadi guru, Aku nggak mungkin punya NUPTK.
Suatu hari SMA tempat aku mengajar mengadakan pelatihan Blog guru menulis, Aku coba ikuti, Itulah awal aku belajar menulis di Sagusabu ( Satu Guru Satu Buku ) Media Guru Indonesia. Aku serius mengikuti kelas Sagusabu dan lanjut Kelas Editor nya.
Piagam pertamaku aku dapatkan dari Media Guru Insonesia.

Pandemi datang menambah ketakutan awalnya. Aku sibukkan diri dengan banyak menonton tutorial aplikasi di YouTube, setiap ada Chat WA yg menggiring ke Webinar ttg guru aku ikuti, Sampai sehari pernah 3 kali aku webinar. E-SERTIFIKAT ku ratusan jumlahnya, beberapa berJP besar,  Dari sana aku akhirnya memutuskan sudahlah aku menjadi  blogger saja. Blogger ke duaku 
 http://madameheddy.blogspot.com
aku buat setelah megikuti Pelatihan Menulis PGRI di Komunitas Omjay Wijaya Kusumah seorang Guru Blogger Indonesia.
Aku terus menulis, Kadang down lagi apalagi buku abangku buku yg intelektual , aku curhat lagi ke abang, dan lagi lagi selalu abang support aku dari jarak jauh Medan Bekasi lewat Video Call, Telp atau Chat kata motivasi yang panjaaaaang.

Minggu Juni 2021 ketika SAGUSAPOP ( Satu Guru Satu Pola Pembiasaan) sebuah kanal guru yg disyahkan di Kemendikbud dan di support IGI melantik ku jadi Ketua 3 Bidang Literasi dan mengangkat ku jadi Duta Literasi. Aku juga di kontak bid Literasi PP IGI untuk mengelola Blog Literasi PP IGI
Alhamdulillah tidak habisnya aku bersyukur, Madame Heddy yg beberapa hari lagi berusia 52 tahun bisa meraih cita cita masa kecil lewat blogger dan tulisan dengan panggilan menjadi Narasumber. 

Dan ini belum berakhir. aku masih ingin berjuang agar banyak guru bisa membuat buku. Sebagai Ketua 3 SAGUSAPOP aku mencanangkan pelatihan gratis BLOG jadi Buku dengan narasumber Mr Brian Prasetyawan Blogger Nasional dan Youtuber dan Aam Nurhasanah Juara Blogger PGRI dan Bapak Haji Thamrin Dahlan , seorang purnawirawan, penulis dan dosen yg mempunyai Yayasan Penerbit Thamrin Dahlan tempatnya menerbitkan buku ber ISBN bayar seikhlasnya. 

Di hari tua aku yakin aku nggak kesepian, banyak Cinta dari sahabat guru penulis , terutama SAGUSAPOP seperti yg tertulis dalam di blog ku, Cintaku Bersemi Di SAGUSAPOP. 


Terakhir terima kasih Abang ku Ir Ramlan Tambunan Msc, tanpa support abang aku mungkin tidak bisa seperti sekarang. Tiada Kata Terlambat. Ini akan jadi ICON hidup ku. Love you too Abang. Je T 'Aime, Tu es Mon Esprit. 

Komentar

  1. Maa syaa الله.

    Turut bersyukur atas sgala pencapaiannya. Semoga bsa segera ditularkan kpd sahabat2 orangtua dan pendidik se-NKRI khususnya via kanal pelatihan sagusapop.

    Tetap membersamai LITERASI khas kita2.. tetap membarengi NGAJI ala kita2..

    JAZAAKILLAAH KHOIRON.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Boleh Berantem Asal Intelek

Mengapa Kurikulum PAUD Harus Dirubah